• Van de Geografi

    Yang sudah (terlanjur) nyata masih dilingkungi samudera kemungkinan (baru). Dan Muncullah berulangkali dari samudera itu gugusan-gugusan pulau baru (Ernest Bloch, der Geinst der Utopie, Daz Princip Hoffnung).

  • Sang Pembelajar

    Akan tiba pada suatu masa, anak keturunan kita akan terheran-heran mengetahui kita tidak mampu melihat apa yang bagi mereka nampak begitu jelas (Dalam Kosmos, Carl Sagan).

  • Manusia Adalah Insan Peradaban

    Raga akan menua, itu adalah keniscayaan. Namun fikiran harus tetap terjaga dan berkarya, untuk menumbuhkan jiwa-jiwa muda dalam setiap rambut putih usia kita..

  • Mindset

    Pekerjaan yang paling sulit di dunia ini adalah berfikir.

  • Balancing

    Hamemayu Hayuning Bawono, Rahayuning Bawono Kapurbo Waskitaning Manungso.

Dialog sore dengan hujan, mengapa ukuran butir airmu bisa berbeda?

Oleh : Paklek Umar Bakri


Selasa sore 25 Februari 2020 setelah merampungkan tugas pekerjaan yang diamanahkan, saya hendak beranjak pulang, namun urung karena tiba-tiba hujan turun dengan begitu derasnya di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Saya percaya, bahwa tidak ada yang kebetulan dalam setiap peristiwa yang terjadi di sekitar kita, termasuk hujan ini, yang membuat jam pulang dari tempat kerja agak sedikit terlambat dari biasanya. Ada sesuatu yang bisa kita ambil sebagai makna dan pembelajaran yang akan semakin merendahkan hati kita di hadapan Sang Khalik. Setelah beberapa saat menunggu, hujan belum juga reda dan juga masih deras seperti sebelumnya. Saya mengamati setiap butir hujan yang jatuh di depan kantor, sambil menikmati sejuknya angin yang berhembus bercampur air yang membasahi. Semakin saya perhatikan, semakin jelas bahwa ukuran butir air hujan yang jatuh bisa tidak sama. Ada butiran hujan yang ukurannya lebih kecil, namun ada juga butiran hujan yang jatuh dan ukurannya lebih besar dari yang lainnya

😐Kok bisa begitu paklek? Kenapa ukurannya bisa tidak sama? Bukannya air hujan itu jatuh dari tempat yang sama, dari awan yang sama, dan waktu yang sama?
😊 : Betul thole, tapi ada berbagai faktor di perjalanan dari titik hujan itu jatuh dari awan sampai ke permukaan bumi yang membuat ukuran air hujan bisa berbeda, pelan-pelan kita bahas thole 😃😃

Butiran hujan itu memiliki ukuran tertentu ketika jatuh dari pelukan ibunya, dalm hal ini adalah bentukan awan yang sudah jenuh dengan titik air. Sebelum proses ini terjadi, agak mundur ke belakang bahwa titik-titik air di awan itu berasal dari penguapan daratan, tubuh air, pernafasan makhluk hidup (pernafasan manusia, hewan, dan tumbuhan), termasuk juga segala aktivitas yang berpotensi menyebabkan penguapan. Karena sumber penguapannya berbeda-beda, maka butiran uap airnya juga memiliki ukuran yang berbeda pula, dan nanti selanjutya akan terkondendsasi menjadi awan dan bisa menjadi hujan.

Gambar 1. Collision dan Coalescence butir hujan
Sumber Gambar : https://www.shodor.org/os411/courses/411c/module07/unit02/page04.html
Kita perhatikan butiran hujan di atas. Ukuran butir yang "biru tua" lebih besar dari butir hujan yang "biru muda". Butir hujan yang berukuran lebih besar akan memiliki kecepatan yang lebih besar karena masanya untuk jatuh ke bawah. Ketika jatuh, maka butiran hujan ini akan menumbuk atau bertabrakan dengan butiran hujan yang lebih kecil. Proses tumbukan butir hujan ini disebut sebagai collision. Semakin jauh beda tinggi antara awan dengan permukaan bumi, maka akan semakin banyak terjadi kemungkinan collision-nya. Setelah proses tumbukan maka akan berlanjut dengan proses penggabungan. Butir-butir hujan yang saling bertumbukan saat proses jatuh ke permukaan bumi akan berlanjut menjadi penggabungan. Jika kita perhatikan gambar di atas, butir hujan warna "biru tua" semakin ke bawah ukurannya semakin besar, inilah yang disebut sebagai coalescence.


😐Jadi bukan lempeng tektonik saja yang bertumbukan ya peklek? Air hujanpun ternyata juga mengalami proses yang sama.
😊Benar thole...itulah yang kita sebut sebagai collision (tumbukan) dan coallescence (penggabungan),😃😃
😐Ehh,,, tapi sebentar paklek, kan katanya air hujan tadi saling tumbukan dan saling menggabung, dan semakin lama butiran hujan akan semakin besar. Kenapa kok kita ngga pernah lihat ukuran butiran hujan itu sebesar bola paklek, harusnya bisa kan? Jadi bingung ini saya pallek 😐
😊 : Wahh, udah semakin tajam dan kritis ya analisismu leee....yuk kita bahas lagi pelan-pelan ya thole,😃😃


Gambar 2. Pemecahan butiran hujan
Sumber Gambar : Materi Klinik Sains, Departemen Geografi Lingkungan UGM 2020

Butiran hujan memiliki ukuran batas maksimal tertentu dalam pembentukannya. Memang benar bahwa ada proses collision dan coalescence yang akan membuat ukuran butir hujan semakin bertambah besar sebanding dengan banyaknya kedua proses itu terjadi selama masa jatuhnya dari awan sampai ke permukaan bumi. Namun ternyata ada faktor lain yang juga turut bekerja dan mempengaruhi ukuran maksimal butir hujan yang jatuh di permukaan bumi. Kita semua tahu bahwa di laisan atmosfer ada udara. Nahh, faktor udara inilah yang ikut berkontribusi besar dalam ukuran butir air hujan yang jatuh. Coba kita perhatikan gambar pemecahan butir hujan di atas. Ketika awal mulai jatuh, butiran hujan ukurannya sangat kecil, lalu terjadi collision dan coalescence, butir hujan yang sebelumnya berukuran < 2 mm, menjadi > 2 mm. Tumbukan dan penggabungan terus berlangsung hingga butir hujan mendekati ukuran 5 mm. Setelah mencapai ukuran maksimal 5 mm, butiran hujan itu akan "dipecah" oleh hambatan udara menjadi bagian yang lebih kecil kembali. Dan jika kita perhatikan, butiran hujan yang berukuran mendekati 5 mm, bentuknya seperti kacang mete yang pipih di bagian bawahnya. Ini disebabkan karena tekanan udara di bawah butir hujan lebih besar sehingga merubah bentuknya. Selain itu, adanya hambatan udara ini juga mengakibatkan kecepatan air hujan yang jatuh akan menemui kecepatan yang stabil atau disebut sebagai menemui titik terminal velocity.

😐 : Walaupun ada tumbukan dan penggabungan, namun karena ada hambatan udara, butir air hujan bisa memiliki ukuran maksimum ya paklek, pantes kok ngga pernah melihat butir hujan yang sebesar bola basket warna orange yang melegenda itu 😐
😊Begitulah thole...dan kalau diambil hikmahnya, inilah bentuk Kuasa Tuhan. Bayangkan kalau ada butir hujan sebesar bola basket, jatuh dari ketinggian 5000 meter, dengan kecepatan 100 km/jam, dan tepat mengenai kepala kita? Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan tholee..? 😃😃

Share:

Keunikan Susunan Batu Misterius. Mistisisme Nenek Moyang atau Fenomena Alam?

Oleh : Paklek Umar Bakri

Jumat pagi awal Februari, sambil duduk nyeruput teh hangat ditemani suara burung di pohon kelengkeng yang ngga berbuah, disuguhkan berita tentang kenampakan batuan misterius di Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Masyrakat sekitar menyebutnya batu susun rompe, dan banyak simpang siur kabar bahwa ini merupakan bentukan candi, susunan nenek moyang pendahulu kita, sampai dikaitkan dengan keberadaan mistis terkait kemunculannya.

Gambar 1. Blok Batu Rompe di Ciamis Jawa Barat
Sumber Gambar : https://regional.kompas.com/
Gambar 2. Perlapisan Batu Rompe di Ciamis Jawa Barat
Sumber Gambar : https://regional.kompas.com/














😐 : Batu kok bisa kayak berlapis-lapis gitu paklek? Itu disusun manusia atau kenapa?
😊 : Lhaa,memang siapa yang bilang kalau batu ngga ada yang bentuknya bisa lembaran kayak gitu? Batu kan memang tidak selalu segiempat atau bundar tholee, bisa bermacam-macam  😃😃

Batuan ini bukan batuan yang aneh, disebut aneh, karena banyak orang belum terlalu paham darimana asal usulnya saja. Batu susun rompe ini merupakan batuan andesit, dimana terbentuknya karena pembekuan magma. Kalau kita perhatikan sekilas, tidak nampak jelas kristalnya layaknya batu granit yang sama-sama hasil dari pendinginan magma, dan patut diduga batuan ini terbentuk di permukaan bumi dari lelehan lava. Atau mungkin juga bisa terbentuk karena pembekuan magma di dekat permukaan bumi.
Struktur berlapis-lapis yang terlihat, merupakan kekar lembar horizontal. Struktur kekar lembar ini memunculkan kenampakan batuan seakan-akan disusun oleh manusia atau nenek moyang. Ini adalah bentukan alam murni. Dan tidak hanya ada di Ciamis, di daerah lain terutama di Pulau Jawa, banyak kita jumpai kenampakan batuan yang serupa, contoh persebarannya di Gunungapi Tua Bandung Selatan ke arah Batujajar, Gunung Parang di Karangsambung Kebumen, dan Gunung Padang di Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
😐 : Di Jawa ternyata banyak paklek ya? apa karena banyak gunung apinya jadi banyak batu-batu yang mirip-mirip kayak gitu paklek?
😊 : Udahh pinterr tholee ya, karena bahan bakunya dari magma dan salah satunya dari gunung api yang banyak tersebar di Pulau Jawa ini  😃😃

Gambar 3. Struktur Kekar Kolom Gunung Padang, Ciamis Jawa Barat
Sumber Gambar : http://geomagz.geologi.esdm.go.id/
Gambar 4. Struktur Kekar Kolom Gunung Batu, Desa Girimukti, Cipongkor, Jawa Barat
Sumber Gambar : http://geomagz.geologi.esdm.go.id/

Kenampakan geologi batuan yang hampir mirip, tak sama namun serupa, adalah strukrut kekar kolom di Gunung Padang dan di Gunung Batu Jawa Barat. Kalau kekar batu rompe di Ciamis tadi adalah kekar lembar, yang horizontal, yang ini adalah kekar kolom vertikal. Proses terbentuknya sama, hasil dari pembekuan intrusi magma dangkal atau pendinginan lava (ekrtrusi magma). Kekar kolom memiliki bentukan segi empat, segi lima, atau yang paling sempuna adalah segi enam, dan biasa disebut struktur kekar sarang lebah. Menurut Spry (1962) kolom-kolom ini terbentuk akibat tekanan saat lava mendingin. Ketika mendingin, terjadi kontraksi dan rekahan. Sekali rekahan ini terbentuk, rekahan akan berkembang dan rekahan tegak lurus dengan arah aliran.
😐 : Jadi ada kembarannya ya paklek, ada struktur kekar lembar dan struktur kekar kolom, dan bukan bangunan candi seperti yang dibicarakan orang-orang ya 😐
😊 : Iya thole, dan sama-sama terbentuk karena pendinginan magma. Terus belajar ya thole, biar makin ngerti kalau ada fenomena yang ada di alam dan jadi  buah bibir di masyarakat 😃😃


Share:

Murid Oemar Bakrie

Diberdayakan oleh Blogger.

About me


Dimas Prasetyo Nugroho

Seseorang yang tidak tahu apa-apa, hanya ingin terus belajar dan sedikit berkarya, semampunya.



Cari Blog Ini

Label

Labels

Pages

About

Blogroll

Popular Posts

Label

Recent Posts

Geography Education

  • Physical Geography.
  • Human Geography.
  • Geography Techniques.

Pages

Belajar Geografi

Substansi materi Geografi sangat luas, dengan mempelajarinya, memahami konteks keruangannya, semoga sedikit banyak memberikan kita bekal tentang persamaan sekaligus perbedaan ruang muka bumi sekitar kita, dan mendapatkan manfaat serta menjaganya dengan bijaksana.