Dimas Prasetyo Nugroho
SMA Negeri 1 Mlati, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Bertumpu pada falsafah geografi oleh I Made Sandi, pada medio April-(1988 kalau tidak salah), ketika sarasehan geografi di Unnes Semarang (dahulu IKIP Semarang), menyatakan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari simmilirities (persamaan) sekaligus differentiates (perbedaan) ruang muka bumi dalam konteks keruangan. Geografi harus mampu memberikan bekal kepada siapapun yang mempelajarinya, alih-alih sebagai beban. Ruang lingkup geografi yang begitu luas, membentang pada seluruh fenomena geosfer (atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer, antrophosfer) akan sangat berpotensi secara substansi materi, overlap dengan disiplin ilmu lain.
Bahwa geografi mempelajari tanah, begitupun ilmu tanah mempelajarinya - geografi mempelajari penduduk, ilmu penduduk juga mempelajarinya - geografi mempelajari pasar, ilmu ekonomi juga mempelajarinya - geografi mempelajari air, ilmu hidrologi juga mempelajarinya - geografi mempelajari desa kota, ilmu tata ruang wilayah juga mempelajarinya, geografi mempelajari hewan tumbuhan, ilmu zoologi dan botani juga mempelajarinya, dan sebagainya dan seterusnya - dan "lebih ahli mereka semua dalam disiplin ilmu murninya".
Lalu, dimana posisi Geografi ?
Geografi berdiri diantara semua disiplin ilmu bantunya dalam perspektif "keruangan". Bahwa peta menjadi senjata kerja bagi seorang geograf, dan pembeda dengan disiplin ilmu-ilmu lain dalam sudut pandang spasial. Dan dalam ranah apapun geografi diamalkan, termasuk dalam bidang pendidikan, harus berangkat dari konsp dan esensi geografi yang baku.
Peta 1. Peta Curah Hujan Indonesia 2019 (Thematic Map) |
Pemahaman spasial geografi bermula dari peta, dan ini yang membedakan geografi dengan disiplin ilmu lain. Contoh di atas merupakan peta tematik (peta kerja geografi) yang menggambarkan curah hujan Indonesia pada tahun 2019. Dari peta tematik itu, kita mampu menarik sebuah pemikiran dan pemahaman tentang tipe iklim suatu wilayah berdasarkan agihan curah hujannya, mengapa di Sumatra dan Kalimantan terhampar luas Hutan Hujan Tropis, sedangkan di Nusa Tenggara dan Papua membentang luas kenampakan sabana. Apa pengaruh curah hujan terhadap vegetasi dan morfologi wilayah kajian terkait yang sedikit banyak dapat kita sadap dari menginterpretasi dan menarik makna tersirat dari peta (thematic map) yang tersurat tersebut.
Partoso Hadi, menyatakan bahwa "pekerjaan geografi dimulai dari menarik garis". Sejalan dengan I Made Sandi pada falsafah geografinya. Bahwa dari garis itu menjadi region-region tematik tertentu yang memiliki kesamaan karakteristik ruang muka bumi, potensi ruang muka bumi, rona ruang muka bumi, sekaligus juga perbedaannya.
Daftar Rujukan :
Hadi, Partoso (Staf Dosen Geografi UNS). Artikel. Menyemai Kemampuan Berpikir Spasial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar